KETAHANAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
Seandainya Keluarga Rapuh, Negara akan Runtuh
Keluarga merupakan pilar-pilar penyangga eksistensi suatu bangsa.
Apabila pilar-pilar tersebut keropos, bangunan suatu bangsa tidak akan
mempunyai landasan yang kokoh. Keluarga sebagai unit terkecil dalam
masyarakat yang diharapkan dapat enjadi keluarga yang sehat, yaitu yang dapat
menciptakan konsesus apabila ada konflik, keluarga yang stabil dan dapat
memperkirakan lingkungannya apabila terjadi sesuatu dan dapat memotivasi
orang tua untuk mendedikasikan hidupnya dalam menciptakan ekatan emosional
yang kut di antara anggota keluarganya.
Tujuan utama membentuk sebuah keluarga adalah untuk mewujudkan
kesejahteraan bagi anggota keluarganya. Keluarga yang sejahtera diartikan
sebagai keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu
memenuhi kebutuhan fisik dan mental yang layak, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar
anggota keluarga dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungannya.
Pendekatan Teori Keluarga dalam memahami Kesejahteraan dan
Ketahanan Keluarga
a. Pendekatan teori Struktural Fungsional
b. Pendekatan teori Pertukaran Sosial
c. Pendekatan teori Konflik Sosial
Pengertian Ketahanan dan Kerapuhan Keluarga
Keluarga sebagai entitas selalu menghadapi ancaman kerapuhan yang
berasal dari luar keluarga yang dapat menimbulkan kerusakan.
Ganggguan/ancaman dari berbagai aspek tersebut dapat menimbulkan kerapuhan
keluarga pada berbagai aspek seperti sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Pengertian Kesejahteraan Keluarga
Taraf kesejahteraan tidak hanya berua ukuran yang terlihat tapi juga yang
tidak dapat dilihat. Oleh karena itu kesejahteraan ekluarga diperkenalkan oleh
para ahli ekonomi dan sosiologi umum yang berkaitan dengan output keluarga
baik dimensi kesejahteraan fisik, kesejahteraan sosial, kesejahteraan ekonomi,
maupun kesejahteraan psikologi-spiritual.
Selain itu konsep kesejahteraan dapat pula dikaikan dengan konsep
kebutuhan, khususnya mengenai pemenuhannya. Keterkaitan antara konsep
kesejahteraan dan konsep kebutuhan adalah dengan terpenuhinya kebutuhan-
kebutuhan tersebut, maka seseorang sudah dapat dinilai sejahtera. Karena
kebutuhan tersebut secara tidak langsung sejalan dengan indikator kesejahteraan.
Istilah kesejahteraan keluarga dipromosikan oleh para ahli sosiologi
keluarga. Menunjukkan suatu kekuatan baik dari sisi input, proses, maupun
outcome bahkan dampak dari output yang dirasakan manfaatnya bagi keluarga
serta kekuatan daya juang keluarga dalam menyesuaikan dengan lingkungan
sekitarnya.
Kesejahteraan Keluarga Objektif
Kesejahteraan keluarga berdasarkan kriteria kemiskinan dari BPS pada
sebuah keluarga didasarkan atas pendapatan yang dibandingkan dengan garis
kemiskinan. BPS menghitung angka kemiskinan lewat tingkat konsumsi
penduduk atas kebutuhan dasar. Dari sisi makanan, BPS dan WKPNG 1998 yaitu
2100 kalori/hari. Sedangkan dari sisi kebutuhan non makanan tidak hanya terbatas
pada sandang pangan dan papan melainkan termasuk pendidikan dan kesehatan.
Kesejahteraan Keluarga Subjektif
Definisi kesejahteraan keluarga subjektif sama dengan kualitas hidup baik
indvidu atau keluarga. Secara garis besar, indikator kesejahteraan keluarga
subjektif adalah angka harapan hidup, pencapaian pendidikan, standar hidup,
kehidupan sosial, kesehatan, ekonomi, lingkungan dan kualitas hidup.
Kesejahteraan keluarga subjektif lebih menunjukkan perasaan kepuasan
pribadi atau keluarga atau rasa syukur akan kehidupan keluarganya. Ukuran
kepuasan ini dapat berbeda-beda untuk setiap individu atau bersifat subjektif.
Puas atau tidaknya seseorang dapat dihubungkan dengan nilai yang dianut oleh
Saya setuju dengan isi materi yang disampaikan pada bab Ketahanan dan
Kesejahteraan Keluarga, bahwasanya sebuah keluarga merupakan pilar-pilar
penyangga tegaknya suatu bangsa. Karena keluarga adalah unit dan lingkungan
terkecil bagi kehidupan seseorang terutama seorang anak. Di mana dalam
keluarga dijalankan fungsi-fungsi pendidikan, kasih sayang, keagamaan, dan lain-
lain. Fungsi-fungsi tersebut dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan adanya
keluarga yaitu kesejahteraan. Karena ada beberapa fungsi keluarga yang tidak
dapat digantikan oleh orang lain, salah satunya adalah kasih sayang. Seseorang
yang merasakan kebahagiaan dan kesejahteraan di keluarganya pasti akan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan luar keluarganya.
Karena keluarga adalah tempat bagi seseorang untuk belajar mengatasi konflik
atau perpecahan yang akan memperkuat mental seseorang dalam menghadapi
lingkungan luar.
Saya merasa kurang memahami bagian isi bab tentang pendekatan teori
keluarga dalam memahami kesejahteraan dan ketahanan keluarga. Yaitu
perbedaan antara pendekatan teori Strukturan Fungsional, Pertukaran Sosial, dan
Konflik Sosial. Menurut saya, saya akan lebih memahami isinya jika ada tabel
perbedaan antara ketiganya. Selain itu, overall saya memahami dan setuju dengan
materi yang ada pada bab ini. Seperti adanya perbedaan kesejahteraan objektif dan
kesejahteraan subjektif. Karena sebuah keluarga yang miskin atau tidak sejahtera
menurut BPS belum tentu merasa tidak sejahtera atau tidak bahagia hidupnya
Komentar