Ilmu Kesejahteraan Keluarga

Ilmu Kesejahteraan Keluarga

A. PENGERTIAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


· Pengertian Keluarga

Suatu unit sosial terkecil dalam masyarakat yang anggota-anggotanya terikat oleh adanya hubungan. Perkawinan yang diatur oleh undang-undang serta hubungan darah (anak kandung) atau ( anak adopsi) dan mengabdi dirinya kepada usaha untuk mencapai tujuan bersama untuk kelangsungan hidup yang dilandasi rasa cinta kasih dan sayang seta tanggung jawab.
Kata keluarga dapat diambil kefahaman sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat, atau suatu organisasi bio-psiko-sosio-spiritual dimana anggota keluarga terkait dalam suatu ikatan khusus untuk hidup bersama dalam ikatan perkawinan dan bukan ikatan yang sifatnya statis dan membelenggu dengan saling menjaga keharmonisan hubungan satu dengan yang lain atau hubungan silaturrahim. Sementara satu keluarga dalam bahasa Arab adalahal Usroh yang berasal dari kata al-asru yang secara etimologis mampunyai arti ikatan. Al- Razi mengatakan al-asru maknanya mengikat dengan tali, kemudian meluas menjadi segala sesuatu yang diikat baik dengan tali atau yang lain.
Sebab keluarga merupakan lingkungan budaya yang pertama dan utama dalam menanamkan norma dan mengembangkan berbagai kebiasaan dan prilaku yang penting bagi kehidupan pribadi,keluarga dan masyarakat.
Adapun pengertian keluarga menurut para ahli, yaitu:
1. Duvall dan Logan ( 1986 ) :
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
2. Bailon dan Maglaya ( 1978 ) :
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

3. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) :
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
4. Helvie (1981)
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam suatu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
5. Ny. Sri Rusmini, B.A. (1984)
Keluarga adalah suatu kesatuan yang anggota-anggotanya mengabdikan dirinya pada kepentingan dan tujuan keluarga dengan rasa cinta dan kasih sayang, dimana anggota-anggotanya berkewajiban tolong menolong dan berusaha mensukseskan tujuan keluarga serta dimana anggota-anggotanya berhak mengeluarkan pendapatnya dan didengarkan pendapatnya oleh anggota yang lain.
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah:
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi.
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain.
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik.
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.


· Pengertian Sejahtera

Suatu keadaan yang meliputi rasa aman, tentram lahir dan batin karena merasa sebagian besar kebutuhan tercapai.


· Pengertian Kesejahteraan Keluarga

Keluaraga yang terbentuk berdasar atas perkawinan yang sah yang mampu memenuhi kebutuhan spritual dan kebutuhan material.

Ilmu kesejahteraan keluarga adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan keluarga, hal-hal yang mempengaruhi kehidupan keluarga, serta cara-cara memperbaiki kehidupan keluarga, menuju ke arah kesejahteraan keluarga.

 Corak atau bentuk kehidupan keluarga dalam menjalankan aktivitas tergantung dari dua faktor, ialah :
1. Faktor Kebutuhan (needs) yang dirasakan oleh keluarga tersebut.
2. Faktor sumber (sources) material dan cultural yang dimiliki dan dapat digali untuk mencapai tujuannya.

 Faktor lingkungan dalam kesejahteraan keluarga ada 2 golongan, yaitu :
1. Faktor lingkungan yang datang dari dalam, dimana faktor-faktor tersebut datang dari keluarga sendiri. Misalnya sumber keluarga bertambah besar dari gaji,warisan, dan sebagainya.
2. Faktor lingkungan yang datang dari luar, pengaruhnya faktor ini jelas terutama setelah Indonesia lepas dari belenggu penjajahan. Misalnya kemajuan teknik di Indonesia (TV, dan lain-lain)

 Kebutuhan keluarga dibagi menjadi 5 golongan :
1. Kebutuhan Jasmaniah
2. Kebutuhan Kecerdasan
3. Kebutuhan Rasa
4. Kebutuhan Rohaniah
5. Kebutuhan Kemasyarakatan, yang dibagi lagi dalam 3 kebutuhan yang dirasakan oleh 3 manusia :
a. Acceptance ialah keinginan untuk diakui sebagai sesama.
b. Affection ialah keinginan untuk disukai oleh sesama.
c. Achievement ialah keinginan untuk dihargai oleh sesama.

 Sumber-sumber dari keluarga dapat dibagi dalam 5 faktor :
1. Waktu
2. Uang dan Barang
3. Tenaga dan Ketangkasan/Pengetahuan
4. Hubungan Pribadi
5. Keluarga itu sendiri (faktor moril/faktor norma kehidupan)

 Aktivitas atau segi-segi keluarga banyak ragamnya, tapi secara umum dibagi menjadi 10 aktivitas yaitu :
1. Hubungan intra dan antar keluarga
2. Membimbing anak
3. Makanan
4. Pakaian
5. Perumahan
6. Kesehatan
7. Keuangan
8. Tata Laksana Rumah Tangga
9. Keamanan Lahir Batin
10. Perencanaan Sehat

 Dalam IKK ada 3 faktor utama dalam keluarga yaitu : segi (aktivitas) keluarga, kebutuhan-kebutuhan keluarga dan sumber-sumber keluarga.

 Langkah untuk melakukan pemeriksaan terhadap keluarga secara IKK :
1. Memperhatikan ke 10 segi kehidupan keluarga, kemudian menyimpulkan kesan-kesan terhadap masing-masing segi.
2. Setelah langkah yang pertama, maka buat perkiraan tentang kebutuhan apa saja yang dirasakan mendesak oleh keluarga.
3. Dengan Penggalian sumber-sumber keluarga yang masih tersedia untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

B. Bentuk Keluarga

Adapun bentuk-bentuk keluarga sebagaimana dijelaskan William J. Goode dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa bentuk, yaitu:
1. Keluarga nuklir (nuclear family) sekelompok keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang belum memisahkan diri membentuk keluarga tersendiri.
2. Keluarga luas (extentended family) yaitu keluarga yang terdiri dari semua orang yang berketurunan dari kakek, nenek yang sama termasuk dari keturunan masing-masing istri dan suami.
3. Keluarga pangkal (sistem family) yaitu jenis keluarga yang menggunakan sistem pewarisan kekayaan pada satu anak yang paling tua, seperti banyak terdapat di Eropa pada zaman Feodal, para imigran Amerika Serikat, zaman Tokugawa di Jepang, seorang anak yang paling tua bertanggungjawab terhadap adik-adiknya yang perempuan sampai ia menikah, begitu pula terhadap saudara laki-laki yang lainnya.
4. Keluarga gabungan (joint family) yaitu keluarga yang terdiri dari orang-orang yang berhak atas hasil milik keluarga, mereka antara lain saudara laki-laki pada setiap generasi, dan sebagai tekanannya pada saudara laki-laki, sebab menurut adat Hindu, anak laki-laki sejak lahirnya mempunyai hak atas kekayaan keluarganya.
MACAM-MACAM BENTUK KELUARGA
1. TRADISIONAL:
The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.


Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri.
The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita.
The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)
The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)
Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.


Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)
Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati
2. NON-TRADISIONAL:
The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri.
Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama.

The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners).
Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.


Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
C. Fungsi Keluarga

Adapun beberapa fungsi keluarga, yaitu:
Fungsi Keluarga Menurut WHO (1978)
1) Fungsi Biologis
• Untuk meneruskan keturunan
• Memelihara dan membesarkan anak
• Memenuhi kebutuhan gizi kleuarga
• Memelihara dan merawat anggota keluarga
2) Fungsi Psikologis
• Memberikan kasih sayang dan rasa aman
• Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
• Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
• Memberikan identitas keluarga
3) Fungsi Sosialisasi
• Membina sosialisasi pada anak
• Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkah perkembangan anak
• Meneruskan nilai-nilai keluarga
4) Fungsi Ekonomi
• Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
• Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
• Menabung untuk memenuhi kebutuhah keluarga di masa yang akan datang. Misalnya : pendidikan anak, jaminan hari tua.
5) Fungsi Pendidikan
• Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
• Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa.
• Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Menurut Friedman (1998) :
1) Fungsi Affective
• Menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan sehat secara mental saling mengasuh, menghargai, terikat dan berhubungan.
• Mengenal identitas individu
• Rasa aman
2) Fungsi Sosialisasi Peran
• Proses perubahan dan perkembangan individu untuk menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan.
• Fungsi dan peran di masyarakat.
• Sasaran untuk kontak sosial didalam atau di luar rumah.
3) Fungsi Reproduksi
Menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan hidup masyarakat.
4) Fungsi Ekonomi
• Memenuhi kebutuhan tiap anggota keluarga
• Menambah penghasilan keluarga sampai dengan pengalokasian dana
5) Fungsi Perawatan Kesehatan
• Konsep sehat sakit keluarga
• Pengetahuan dan keyakinan tentang sakit, tujuan kesehatan keluarga, keluarga mandiri




B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEJAHTERAAN KELUARGA


1) Faktor Nilai Hidup : Sesuatu yang dianggap palin penting dalam hidupnya.

Nilai hidup merupakan “ Konsepsi”,Artinya gambaran mental yang membedakan individual atau kelompok dalam rangka mencapai sesuatu yang diinginkan.

2) Faktor Tujuan Hidup : sesuatu yang akan dicapai atau sesuatu yang diperjuangkan agar nilai yang merupakan patokan dapat tercapai dengan demikian tujuan hidup tidak terlepas dari nilai hidup.

3) Faktor Standart Hidup : Tingkatan hidup yang merupakan suatu patokan yang ingin dicapai dalam memenuhi kebutuhan.


INDIKATOR DAN KRITERIA KELUARGA

Indikator Keluarga Sejahtera pada dasarnya berangkat dari pokok pikiran yang terkandung didalam undang-undang no. 10 Tahun 1992 disertai asumsi bahwa kesejahteraan merupakan variabel komposit yang terdiri dari berbagai indikator yang spesifik dan operasional. Karena indikator yang yang dipilih akan digunakan oleh kader di desa, yang pada umumnya tingkat pendidikannya relatif rendah, untuk mengukur derajat kesejahteraan para anggotanya dan sekaligus sebagai pegangan untuk melakukan melakukan intervensi, maka indikator tersebut selain harus memiliki validitas yang tinggi, juga dirancang sedemikian rupa, sehingga cukup sederhana dan secara operasional dapat di pahami dan dilakukan oleh masyarakat di desa.

Atas dasar pemikiran di atas, maka indikator dan kriteria keluarga sejahtera yang ditetapkan adalah sebagai berikut :


a. Keluarga Pra Sejahtera







Adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih dari 5 kebutuhan dasarnya (basic needs) Sebagai keluarga Sejahtera I, seperti kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, papan, sandang dan kesehatan.




b. Keluarga Sejahtera Tahap I

adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal yaitu:

1. Melaksanakan ibadah menurut agama oleh masing-masing anggota keluarga.

2. Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 (dua) kali sehari atau lebih.







3. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja/sekolah dan bepergian.



4. Bagian yang terluas dari lantai rumah bukan dari tanah.

5. Bila anak sakit atau pasangan usia subur ingin ber KB dibawa kesarana/petugas kesehatan.


c. Keluarga Sejahtera tahap II

Yaitu keluarga - keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kriteria keluarga sejahtera I,

harus pula memenuhi syarat sosial psykologis 1 sampai 9 yaitu :

1. Anggota Keluarga melaksanakan ibadah secara teratur

2. Paling kurang, sekali seminggu keluarga menyediakan daging/ikan/telur sebagai lauk pauk.

3. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru per tahun.

4. Luas lantai rumah paling kurang delapan meter persegi tiap penghuni rumah.

5. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat.

6. Paling kurang 1 (satu) orang anggota keluarga yang berumur 15 tahun keatas mempunyai penghasilan tetap


7. Seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa membaca tulisan latin.

8. Seluruh anak berusia 5 - 15 tahun bersekolah pada saat ini.

9. Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih pasangan usia subur memakai kontrasepsi (kecuali sedang hamil)


d. Keluarga Sejahtera Tahap III







yaitu keluarga yang memenuhi syarat 1 sampai 9 dan dapat pula memenuhi syarat 1 sampai 7, syarat pengembangan keluarga yaitu :




1. Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama.

2. Sebagian dari penghasilan keluarga dapat disisihkan untuk tabungan keluarga untuk tabungan keluarga.

3. Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan itu dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.

4. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.

5. Mengadakan rekreasi bersama diluar rumah paling kurang 1 kali/6 bulan.

6. Dapat memperoleh berita dari surat kabar/TV/majalah.

7. Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi yang sesuai dengan kondisi daerah setempat.


e. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus







Keluarga yang dapat memenuhi kriteria diatas dan dapat pula memenuhi kriteria-kriteria pengembangan keluarganya yaitu :




1. Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan sumbangan bagi kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materiil.

2. Kepala Keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus perkumpulan/yayasan/institusi masyarakat.



f. Keluarga Miskin.







adalah keluarga Pra Sejahtera alasan ekonomi dan KS - I karena alasan ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi :











a. Paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging/ikan/telor.

b. Setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru.

c. Luas lantai rumah paling kurang 8 M2 untuk tiap penghuni.


g. Keluarga miskin sekali.







adalah keluarga Pra Sejahtera alasan ekonomi dan KS - I karena alasan ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi :



a. Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 kali sehari atau lebih.

b. Anggota keluarga memiliki pakaian berbeda untuk dirumah, bekerja/sekolah dan bepergian.
c. Bagian lantai yang terluas bukan dari tanah.

Komentar